Di bawah ini SAYA uraikan beberapa resep ramuan tradisional yang dapat digunakan sebagai
alternatif untuk mengobati kencing manis.
alternatif untuk mengobati kencing manis.
Bungur (lagerstromia speciosa) adalah tanaman berbentuk
pohon yang tingginya mencapai 5-25 m. Batangnya umumnya bengkok,
demikian juga dengan percabangan-nya. Daunnya berbentuk jorong dengan
panjang 24 cm dan lebarnya 12 cm.
Bunganya berbentuk malai yang panjangnya mencapai 40 cm, berwarna
ungu. Umumnya, tanaman ini banyak dijumpai sebagai peneduh jalan. Selain
jenis di atas, ada pula bungur yang bunganya merah muda, yaitu jenis lagerstromia indica.
Daun dan buah bungur mengandung plantisul, yaitu zat yang
aktivitasnya seperti insulin. Menurut hasil penelitian, daun bungur yang
sudah tua sebanyak 20 g. Jika direbus dalam 100 ml air selama 45 menit
dan diminum, memiliki kekuatan 6 – 6,7 unit insulin. Sebenarnya, seluruh
bagian tanaman bu-ngur bisa digunakan untuk obat kencing manis, tetapi
yang terbaik adalah daunnya yang sudah tua.
Cara membuat ramuan:
Siapkan 30 g daun bungur tua yang masih segar dari jenis bungur yang berbunga ungu, lalu direbus dalam 150 ml air selama kurang lebih 1 jam. Air rebusannya itu kemudian dibagi tiga untuk diminum tiga kali sehari masing-masing 50 ml. Meminumnya sebaiknya sete-ngah atau satu jam sebelum makan. Ini dilakukan tiap hari sampai penyakit kencing manisnya sembuh.
Siapkan 30 g daun bungur tua yang masih segar dari jenis bungur yang berbunga ungu, lalu direbus dalam 150 ml air selama kurang lebih 1 jam. Air rebusannya itu kemudian dibagi tiga untuk diminum tiga kali sehari masing-masing 50 ml. Meminumnya sebaiknya sete-ngah atau satu jam sebelum makan. Ini dilakukan tiap hari sampai penyakit kencing manisnya sembuh.
2. SALAM
Salam (eugenia polyantha). Adalah tanaman berupa pohon yang tingginya mencapai 25 m. Tumbuhan dari suku myrtaceace ini tersebar mulai dari Burma sampai dengan Pulau Jawa. Di daerah Jawa, tanaman ini sering disebut manting. Di daerah Madura dan Sunda, disebut salam,
sedangkan di Sumatera disebut meselengan.
Salam (eugenia polyantha). Adalah tanaman berupa pohon yang tingginya mencapai 25 m. Tumbuhan dari suku myrtaceace ini tersebar mulai dari Burma sampai dengan Pulau Jawa. Di daerah Jawa, tanaman ini sering disebut manting. Di daerah Madura dan Sunda, disebut salam,
sedangkan di Sumatera disebut meselengan.
Daun tumbuhan ini berbentuk lonjong, berbau sedap jika diremas
sehingga banyak digunakan sebagai bumbu penyedap masakan. Buahnya
berbentuk bulat dan berwarna merah jika sudah tua.
Cara membuat ramuan:
Daun salam sebanyak 75-100 gr direbus dalam tiga gelas air hingga tinggal setengahnya. Air rebusannya kemudian didinginkan dan disaring, lalu diminum tiga kali sehari masing-masing setengah gelas.
Daun salam sebanyak 75-100 gr direbus dalam tiga gelas air hingga tinggal setengahnya. Air rebusannya kemudian didinginkan dan disaring, lalu diminum tiga kali sehari masing-masing setengah gelas.
Hari berikutnya, daun salam yang telah direbus itu ditambah air sama
banyak, direbus lagi sampai tinggal setengahnya. Air rebusannya di-minum
lagi dengan cara yang sama. Hari ketiga, daun salamnya diganti dengan
yang baru, lalu direbus lagi, dan diminum kembali seperti cara tersebut
di atas. Hal itu dilakukan sampai kadar gula dalam darah kembali normal.
3. JUWET ATAU JAMBLANG
Tanaman juwet atau jamblang (syzygium cumini). Berupa pohon yang batangnya bergaris tengah 60 cm dan tingginya bisa mencapai 15 m. Buah juwet berwarna biru keungu-unguan (juwet biasa) atau hitam (juwet ireng-ireng).
Tanaman juwet atau jamblang (syzygium cumini). Berupa pohon yang batangnya bergaris tengah 60 cm dan tingginya bisa mencapai 15 m. Buah juwet berwarna biru keungu-unguan (juwet biasa) atau hitam (juwet ireng-ireng).
Di samping yang berbuah biru dan hitam tersebut, ada pula varietas
yang buahnya berwarna ungu (juwet daging), bahkan ada pula yang berwarna
putih (juwet bawang). Biji juwet mampu menyembuhkan gejala “lama sekali
sembuhnya luka”. Diduga, glukosida phytomelin dalam biji juwet
mampu mengurangi kerapuhan pembuluh-pembuluh darah kapiler sehingga
luka-luka yang ada bisa cepat sembuh. Selain itu, biji juwet juga mampu
mengatasi gejala mudah lelah dan kurang tenaga. Diduga, alfa-phytosterol dalam biji itu, yaitu sejenis sterol yang bersifat anticholesteremik,
mampu mencegah kelebihan kolesterol. Kadar glukosa yang tinggi dalam
darah penderita kencing manis, membuat kadar kolesterol yang masih
rendah saja sudah seperti kondisi parah. Seolah-olah darah itu sudah
kebanyakan kolesterol sehingga tugas darah terganggu. Akibatnya,
pembangkitan tenaga hasil oksidasi zat makanan menjadi energi akan
macet, berkuranglah tenaga dan penderita akan merasa lesu.
Cara membuat ramuan:
Sebuah biji juwet bawang atau 15 biji juwet biasa ditumbuk halus, lalu direbus dalam dua gelas air. Air rebusan ini diminum sedikit-sedikit dan jumlah yang ada harus dihabiskan sepanjang hari. Bisa diangsur dengan minum tiga kali sehari, boleh juga dua kali sehari. Pemberian jamu ini mungkin diperlukan 2-3 hari.
Sebuah biji juwet bawang atau 15 biji juwet biasa ditumbuk halus, lalu direbus dalam dua gelas air. Air rebusan ini diminum sedikit-sedikit dan jumlah yang ada harus dihabiskan sepanjang hari. Bisa diangsur dengan minum tiga kali sehari, boleh juga dua kali sehari. Pemberian jamu ini mungkin diperlukan 2-3 hari.
Pengobatan dihentikan kalau badan sudah merasa segar, tidak lesu, dan kekurangan tenaga lagi.
Perlu diketahui bahwa biji juwet hanya mengobati gejala kencing manis, sedangkan kekurangan insulin yang menjadi penyebab utama penyakit ini tidak bisa diatasi biji juwet sehingga di samping meminum ramuan biji juwet ini, penderita kencing manis juga harus mengurangi makan makanan berkarbohidrat tinggi. Jika produksi hormon insulin oleh tubuh sudah normal kembali,
jamu juwet dan diet karbohidrat bisa dihentikan.
Perlu diketahui bahwa biji juwet hanya mengobati gejala kencing manis, sedangkan kekurangan insulin yang menjadi penyebab utama penyakit ini tidak bisa diatasi biji juwet sehingga di samping meminum ramuan biji juwet ini, penderita kencing manis juga harus mengurangi makan makanan berkarbohidrat tinggi. Jika produksi hormon insulin oleh tubuh sudah normal kembali,
jamu juwet dan diet karbohidrat bisa dihentikan.
4. PARE ATAU PARIA
Pare (momordica charantia) termasuk golongan sayuran buah. Pare termasuk tumbuhan merambat yang memerlukan penopang para-para atau tumbuhan lain sehingga tanaman ini
memiliki alat penopang yang berbentuk pilin.
Pare (momordica charantia) termasuk golongan sayuran buah. Pare termasuk tumbuhan merambat yang memerlukan penopang para-para atau tumbuhan lain sehingga tanaman ini
memiliki alat penopang yang berbentuk pilin.
Ada tiga jenis pare yang biasa ditanam orang yaitu pare putih, pare
hijau, dan pare ular. Pare putih buahnya besar, berbentuk bulat panjang,
warnanya putih, dengan permukaan kulit buah yang berbintil-bintil
besar. Pare hijau berukuran lebih kecil, berbentuk lonjong, dan
permukaan kulitnya berbintil-bintil halus.
Sedangkan pare ular berukuran sekira 60 cm panjangnya, berbentuk
bulat, berwarna hijau dengan belang-belang putih mirip kulit ular.
Permukaan kulitnya halus, tidak ada bintil-bintilnya.
Sama halnya dengan juwet, pare ini hanya mengobati penderita kencing
manis yang masih dalam tahap ringan dan penyembuhannya tidak bergantung
pada suntikan insulin. Biasanya, penderita pada tingkat ini masih
memiliki kelenjar pancreas yang masih bisa menghasilkan hormon insulin.
Diduga zat yang dapat menurunkan kadar gula darah dalam buah pare ini
adalah sejenis glukosida, yaitu momordisin.
Cara membuat ramuan:
Buah pare diparut atau dihaluskan, lalu diambil ekstrak perasan buahnya. Perasan ini diminum tiga kali sehari sampai kadar gula darah kembali normal.
Buah pare diparut atau dihaluskan, lalu diambil ekstrak perasan buahnya. Perasan ini diminum tiga kali sehari sampai kadar gula darah kembali normal.
5. UBI JALAR
Ubi jalar (ipomea batatas) yang umbinya merah, menurut hasil penelitian, mampu menggantikan 6,76 – 06 unit insulin. Penderita kencing manis dapat mengonsumsi 300 gr pucuk daun ubi jalar setiap hari sebagai lalapan. Akan tetapi, untuk penderita kencing manis yang memiliki juga sakit mag, sebaiknya jangan memilih resep daun ubi jalar ini. Pilih saja resep dari buah pare, biji juwet, atau dari daun bungur.
Ubi jalar (ipomea batatas) yang umbinya merah, menurut hasil penelitian, mampu menggantikan 6,76 – 06 unit insulin. Penderita kencing manis dapat mengonsumsi 300 gr pucuk daun ubi jalar setiap hari sebagai lalapan. Akan tetapi, untuk penderita kencing manis yang memiliki juga sakit mag, sebaiknya jangan memilih resep daun ubi jalar ini. Pilih saja resep dari buah pare, biji juwet, atau dari daun bungur.
Ramuan tradisional untuk mencegah dan mengobati kencing manis ini
saya ambil berdasarkan sumber dari www.cafepojok.com. Semoga bermanfaat
dan selamat mencoba. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar